Sabtu, 11 Desember 2010

Membangun Pribadi Anak

Membangun Pribadi Anak


pribadi_01_03-iklan cover yes
Artikel diadaptasi sebagian kecil dari buku “Pribadi yang Menyenangkan”, Cetakan Ketiga, Pengarang: Herry Prasetyo, Penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP)-Kelompok Gramedia, Jakarta.
Orang tua nggak mau repot, bukan?”
SI BUAH HATI memiliki pribadi yang baik dan menyenangkan merupakan kebanggaan guru dan orang tua. Sebaliknya, jika anak sulit diatur, bandel, atau sulit diberi pemahaman, guru dan orang tua akan mengeluarkan energi ekstra untuk membantu si buah hati “memperbaiki” kepribadiannya. Oleh karena itu, sejak usia dini, orang tua dan guru perlu senantiasa membangun pribadi yang menyenangkan kepada anak-anak. Berikut ini beberapa pribadi menyenangkan yang dapat ditanamkan kepada anak-anak.
  • Pribadi yang Tulus
Pribadi anak-anak adalah pribadi yang masih bersih, jauh dari “pencemaran” perbuatan kurang baik yang dilakukan orang dewasa. Untuk itu, sangat tepat jika sejak dini ditanamkan suatu ketulusan kepada mereka, misalnya dalam hal “memberi”. Mengadaptasi ungkapan “lebih baik memberi daripada menerima” maka terapkanlah kepada anak bahwa ketika ia memberikan sesuatu kepada orang lain, harus dilandasi dengan ketulusan. Demikian juga ketika si buah hati memberi pertolongan juga harus dibarengi dengan ketulusan.
Anda dapat mengembangkan cara membantu anak untuk menjadi pribadi yang tulus sesuai dengan situasi dan kondisi keluarga serta lingkungan sekitar anak. Lakukan bertahap sesuai dengan kemampuan anak dalam merespons setiap masukan Anda. Memaksakan kehendak perlu dihindari karena Anda pun harus tulus dalam membantu anak mengembangkan pribadinya yang menyenangkan.
  • Pribadi yang Kuat
Dunia anak-anak memang sering kali identik dengan kemanjaan dan kasih sayang tanpa batas. Jika hal ini tidak direspons guru dan orang tua dengan bijak maka akan melahirkan pribadi anak yang lembek, mudah ngambek, mudah putus asa atau gampang merajuk. Akan tetapi, jika guru dan orang tua mampu membangun pengertian kepada anak bahwa ia harus pula memiliki pribadi yang kuat, tidak mudah putus asa, maka sambil menikmati kemanjaan dan kasih sayang, anak-anak tetaplah memiliki kemauan yang kuat untuk mandiri.
Dalam pribadi yang kuat itulah anak-anak akan mudah percaya diri dalam melakukan sesuatu, tidak mudah mengatakan “kalah sebelum mencoba”, juga memiliki motivasi yang besar untuk belajar dan berusaha. Kemauan untuk terus berkembang kemudian menjadi terasa menyenangkan dan Anda sebagai orang tua bisa tersenyum sambil terus mendidiknya dengan kasih sayang yang luar biasa dan inspiratif.
  • Menjadi Diri Sendiri
Dunia hiburan atau entertainment yang mencetak para artis secara instan sangat cepat melahirkan idola-idola baru yang tentu saja sangat menarik minat anak. Si buah hati mengidolakan mereka, meniru apa yang dilakukan para idolanya, dan bahkan membeli apa pun benda atau pernak-pernik yang berkaitan dengan sang idola. Anak-anak akan terpancing menjadi diri si para idola. Orang tua dan guru perlu mewaspadai hal ini karena bagaimanapun anak-anak harus menjadi dirinya sendiri.
Mengidolakan seseorang tidaklah dilarang, asal dalam batas wajar. Meniru tingkah laku para idola juga tidak dilarang, asalkan hal yang dilakukan itu baik dan memotivasi anak untuk berkembang menjadi orang yang berhasil. Akan tetapi, pribadi khas dan unik yang dimiliki anak jangan sampai tergerus dan ia kehilangan kendali dan pegangan hidup. Anak-anak tetaplah anak-anak yang harus selalu diberi pengertian bahwa ia adalah pribadi yang luar biasa dan memiliki kemampuan sendiri.
Agar si anak bisa menjadi diri sendiri, misalnya, ajak ia mensyukuri apa pun keadaannya saat ini. Rasa syukur akan membantu anak-anak selalu ceria dan tetap bersemangat menikmati kehidupannya yang indah dan tidak mudah terpancing untuk selalu meniru tindakan orang lain secara penuh dan membabibuta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar